Muhasabah (Evaluasi Diri)

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur kita kepada Allah atas nikmat Islam, Iman, dan segala nikmat yang kita rasakan dalam hidup ini.

Teman-temanku semua, pada kesempatan kali ini saya ingin bercerita cukup banyak, yang mana permasalahan yang saya rasakan saat ini benar-benar membuat hati tidak tenang. Saya ingin mengingatkan tentang pentingnya muhasabah, mengevaluasi diri tentang apa saja yang telah kita perbuat. Namun sebelumnya saya ingin menceritakan sedikit dari yang saya rasakan.

Astaghfirullah…

Ya Allah, hamba mohon ampun kepada-Mu. Begitu gelap rasanya hati ini, mengingat banyaknya kesalahan-kesalahan yang telah hamba perbuat hingga berujung dosa. Berulang kali terjerumus pada hal-hal yang munkar, namun tetap enggan untuk memperbaiki diri. Mengulang-ulang kesalahan yang sudah jelas hukumnya, hanya diiringi penyesalan yang singkat atau bahkan tidak menyesal sama sekali…

Melihat kepada diri sendiri, rasanya begitu sedih mengingat buruknya Akhlak yang saya miliki. Padahal masih sering lalai, tapi sudah berani berpikir bahwa diri ini sudah baik. Kalau dipikirkan sekilas, mungkin benar jika dibandingkan dengan dulu. Tapi ketika dievaluasi lagi, rasanya justru bertambah buruk. Apabila dulu minimnya ilmu membuat saya terjeremus pada kemunkaran, sekarang yang sudah tau hukumnya tapi masih bisa kembali kepada keburukan.

Bodoh. Mungkin kata itu sangat tepat untuk menggambarkan saya yang begitu buruk ini.

Alhamdulillah..

Karena saya masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk menyadari kesalahan yang saya lakukan bertubi-tubi. Allah tidak memberikan siksaan begitu saja atas keburukan perbuatan saya. Namun Allah masih memberikan peringatan pada saya, agar saya kembali kepada-Nya. Tak bosan-bosan Allah mengingatkan saya, padahal saya tak bosan-bosan bermaksiat kepada-Nya.

Kali saya diperingatkan oleh Allah melalui saudara saya. Saya menganggap ini sebagai peringatan dari Allah karena memang sangat tepat dengan keadaan saya. Terlintas dalam pikiran bahwa diri ini sudah baik, padahal kenyataannya sangat berlawanan. Kemudian Allah mengingatkan saya pada salah satu saudara saya, memperlihatkan pengalamannya agar saya bisa belajar darinya.

Saudara saya semangat ibadahnya tinggi, aktif berdakwah dan istiqomah. Namun, dirinya masih merasa sangat kurang. Sedangkan saya yang ibadahnya pas-pasan, malas untuk aktif berdakwah, dan belum bisa istiqomah, ingin menyombongkan diri, merasa bahwa diri ini sudah baik.

Ya Allah, Yang Maha Pengampun.. Tanpa ampunan-Mu, hamba sudah pasti tidak akan menerima nikmat-Mu. Apabila ada nikmat yang dapat hamba rasakan di dunia ini pun, mungkin hanyalah sebuah Istidraj karena hamba yang begitu durhaka pada-Mu. Maka dari itu, ampunilah hamba.. Karena hamba yakin, ampunan-Mu lebih luas dari siksa-Mu…


Teman-teman, saya ingin mengingatkan kepada semuanya tentang betapa pentingnya bermuhasabah berdasarkan apa yang saya rasakan.

Pertama, muhasabah mengingatkan kita atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Kita seringkali lupa maupun menganggap sepele dosa yang kita lakukan, padahal segala perbuatan akan ada balasannya kelak. Dengan mengingat dosa, kita akan takut untuk kembali kepada dosa tersebut. Yang mana hal ini akan menuntun kita untuk bertaubat.

Kedua, mencegah sifat sombong. Dengan mengevaluasi diri sendiri, kita akan merasa bahwa amalan yang telah kita lakukan masih sangat kurang. Apalagi mengingat banyaknya dosa yang telah kita perbuat, akan mampu menolak penyakit hati berupa kesombongan. Contohnya jelas pada diri saya sendiri, ketika kesombongan mulai terlintas di hati, dengan muhasabah maka akan mengingatkan betapa diri ini masih jauh dari kata baik.

Ketiga, cenderung untuk bertaubat. Dengan muhasabah maka akan mengingat dosa-dosa yang telah kita perbuat. Menyadari banyaknya dosa-dosa yang kita miliki, akan membuat kita takut akan siksaan Allah, sehingga mendorong kita untuk segera bertaubat. Misalnya mengingat kembali bahwa dulu kita pernah menyakiti hati seseorang (ihiy), sehingga ketika kembali menyadari betapa buruknya menyakiti perasaan sesama dan apa balasannya kelak, sehingga kita bertaubat dari dosa tersebut.

Keempat, menimbulkan motivasi untuk terus memperbaiki diri. Muhasabah, selain mengingat dosa, kita juga mengevaluasi amalan serta ibadah yang telah kita lakukan. Sehingga kita akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Apabila hari ini malas sholat Dhuha, maka setelah bermuhasabah, kita bertekad bahwa besok akan sholat Dhuha.

Poin-poin di atas saya ambil dari apa yang saya rasakan sendiri, saya ingin dan saya berusaha agar saya dapat bisa belajar dari apa yang saya alami dan saya rasakan. Karena apa yang saya tulis ini berasal dari saya sendiri, kesalahan sangat mungkin untuk terjadi, dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan saya.

Namun saya juga memohon kepada teman-teman semua agar dapat mengoreksi saya terkait apa saja, baik dari cara penulisan, tata bahasa, kurangnya referensi, kurangnya ketampanan(??). Segala kritikan akan saya terima. Ingat ya, kritikan bukan hujatan. Kritikan itu membangun bukan menjatuhkan, hehehehe…

Mungkin cukup sampai disini dulu apa yang dapat saya bagikan pada teman-teman untuk kali ini, semoga dapat memberi manfaat kepada yang membaca(yang gak membaca jangan harap ya…), dan semoga kita semua tetap berada di jalan Allah, sehingga kelak apabila kita dipertemukan kembali (atau dipertemukan pertama kali kalau saya belum kenal sama yang membaca), kita bertemu di sebaik-baik tempat kembali yaitu di Surganya Allah, Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

P.S. maaf kalau tulisannya jadi agak absurd soalnya nulisnya lama, awalnya sedih banget pas diakhir-akhir udah agak hepi lagi, hahaha harap maklum ya.

 

Tinggalkan komentar